BAB 2 DASAR–DASAR UKURAN DALAM ILMU UKUR
TANAH
2.1 Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa;
1. Mengetahui dasar ukuran yang digunakan pada ukur tanah
2. Mampu menghitung dengan satuan, besaran dan rumus dasar.
3. Mampu dengan baik menerapkan dasar ukuran guna menyelesaiakn permasalahan di lapangan.
2.2 Dasar – dasar Ukuran
Berikut akan diuraikan ukuran yang digunakan dalam ilmu ukur tanah:
Setelah mempelajari bab ini diharapkan mahasiswa;
1. Mengetahui dasar ukuran yang digunakan pada ukur tanah
2. Mampu menghitung dengan satuan, besaran dan rumus dasar.
3. Mampu dengan baik menerapkan dasar ukuran guna menyelesaiakn permasalahan di lapangan.
2.2 Dasar – dasar Ukuran
Berikut akan diuraikan ukuran yang digunakan dalam ilmu ukur tanah:
2.2.1 Panjang, sebagai dasar ukuran panjang menggunakan Metric (m) Standar Internasional yaitu;
1000 m = 1 Km (Kilometer)
100 m = 1 Hm (Hectometer)
10 m = 1 Dam (Decameter)
0.1 m = 1 Dm (Decimeter)
0.01 m = 1 Cm (Centimeter)
0.001 m = 1 mm (Millimeter)
2.2.2 Luas, sebagai dasar ukuran luas yaitu;
1 m2 = 1 a (are) = 1 Petak
1 Ha = 100 m x 100 m = 10.000 m2
1 Km2 = 106 m2 = 1.000.000 m2
2.2.3 Sudut, dasar untuk menyatakan besarnya sudut (β) ialah lingkaran yang dibagi dalam empat bagian yang dinamakan Kuadran. Adapun sistem pembagian kuadran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu;
Sedangkan untuk menentukan ukuran sudut di dalam satu lingkaran dapat dilakukan dengan tiga cara adalah sebagai berikut;
a) Cara Seksagesimal, yaitu membagi lingkaran dalam 360 bagian yang dinamakan derajat (o) sehingga;
– 1 kuadran bernilai 90 derajat
– 1 derajat di bagi dalam 60 menit
– 1 menit di bagi dalam 60 second / detik
– penulisannya menjadi 1o = 60’ = 3600” dan 1’ = 60”
100 m = 1 Hm (Hectometer)
10 m = 1 Dam (Decameter)
0.1 m = 1 Dm (Decimeter)
0.01 m = 1 Cm (Centimeter)
0.001 m = 1 mm (Millimeter)
2.2.2 Luas, sebagai dasar ukuran luas yaitu;
1 m2 = 1 a (are) = 1 Petak
1 Ha = 100 m x 100 m = 10.000 m2
1 Km2 = 106 m2 = 1.000.000 m2
2.2.3 Sudut, dasar untuk menyatakan besarnya sudut (β) ialah lingkaran yang dibagi dalam empat bagian yang dinamakan Kuadran. Adapun sistem pembagian kuadran dapat dilakukan dengan dua cara yaitu;
Sedangkan untuk menentukan ukuran sudut di dalam satu lingkaran dapat dilakukan dengan tiga cara adalah sebagai berikut;
a) Cara Seksagesimal, yaitu membagi lingkaran dalam 360 bagian yang dinamakan derajat (o) sehingga;
– 1 kuadran bernilai 90 derajat
– 1 derajat di bagi dalam 60 menit
– 1 menit di bagi dalam 60 second / detik
– penulisannya menjadi 1o = 60’ = 3600” dan 1’ = 60”
b) Cara Sentisimal, yaitu membagi lingkaran dalam 400 bagian, dan satu kuadran mempunyai 100 bagian yang dinamakan Grade (G), sehingga;
– 1 Grade = 100 Centigrade
– 1 Centigrade = 100 Centi-centigrade
– penulisannya menjadi 1G = 100c = 10.000cc dan 1c = 100cc
c) Cara Radial, menyatakan keliling lingkaran ada 2p r, maka satu lingkaran mempunyai sudut sebesar
Maka hubungan ketiga cara tersebut untuk menyatakan sudut dalam satu lingkaran
dapat ditulis sebagai berikut:
2p radial = 360o =
400G
Dari hubungan tersebut maka dapat ditentukan harga satuan dan ditulis sebagai berikut;
– Radial ke Seksagesimal.
Dari hubungan tersebut maka dapat ditentukan harga satuan dan ditulis sebagai berikut;
– Radial ke Seksagesimal.
rad = 3437’,746771
rad = 206264”,8062
– Radial ke Sentisimal.
rad = 206264”,8062
– Radial ke Sentisimal.
rad = 63G,66197724
rad = 6366c,197724
rad = 636619cc,7724
– Sentisimal ke Seksagesimal
rad = 636619cc,7724
– Sentisimal ke Seksagesimal
1c = 0’,54
1cc = 0”,324
– Seksagesimal ke Sentisimal
1o = 1g,111111111 1cc = 0”,324
– Seksagesimal ke Sentisimal
1’ = 1c,851851852
1” = 3cc,086419753
2.2.4. Penentuan letak suatu titik.
Variabel mendasar yang diperlukan untuk menyatakan suatu titik di lapangan adalah
– Jarak (d) – Sudut Jurusan (a) atau biasa dinamakan Azimuth
1” = 3cc,086419753
2.2.4. Penentuan letak suatu titik.
Variabel mendasar yang diperlukan untuk menyatakan suatu titik di lapangan adalah
– Jarak (d) – Sudut Jurusan (a) atau biasa dinamakan Azimuth
Dalil yang dari kedua variabel tersebut adalah:
1. Jarak terbentuk oleh dua titik yang berbeda letak.
2. Sudut terbentuk oleh dua arah
yang berbeda.
3. Sudut Jurusan terbentuk dari arah referensi (utara) terhadap titik jurusan atau target.
3. Sudut Jurusan terbentuk dari arah referensi (utara) terhadap titik jurusan atau target.
Prinsif yang dapat diberikan untuk
menjelaskan penentuan letak titik adalah dengan:
– Logika
Busur derajat
– Sistem Proyeksi Orthogonal
2.2.5. Skala.
Skala adalah perbandingan jarak di atas kertas dengan jarak yang sama di
lapangan.
– Misal diketahui jarak antar dua titik di atas kertas = 1 cm dan jarak sebenarnya di lapangan = 1 km, maka skala yang ditulis adalah:
1 cm : 1 km = 1 cm : 100.000 cm atau 1 : 100.000
– Misal diketahui skala yang digunakan adalah 1 : 25.000 pada pengukuran jarak antara dua titik di kertas sebesar 10.5 cm, maka jarak tersebut di lapangan adalah:
25.000 x 10.5 cm = 262,500 cm = 2,625 Km
Untuk menyatakan skala umum dilakukan dengan dua cara yaitu;
1) Cara Numeric
Contoh:
– Misal diketahui jarak antar dua titik di atas kertas = 1 cm dan jarak sebenarnya di lapangan = 1 km, maka skala yang ditulis adalah:
1 cm : 1 km = 1 cm : 100.000 cm atau 1 : 100.000
– Misal diketahui skala yang digunakan adalah 1 : 25.000 pada pengukuran jarak antara dua titik di kertas sebesar 10.5 cm, maka jarak tersebut di lapangan adalah:
25.000 x 10.5 cm = 262,500 cm = 2,625 Km
Untuk menyatakan skala umum dilakukan dengan dua cara yaitu;
1) Cara Numeric
Contoh:
1 : 25.000
1 : 50.000
1 : 100.000
2) Cara Grafis
Contoh: Skala Bar
Untuk kepentingan pemetaan biasanya skala dinyatakan dua cara tersebut sekaligus pada tiap lembar peta. Dan untuk kepentingan teknis digunakan skala besar seperti berikut:
Contoh Soal:
1. Konversi ke harga Sentisimal jika diketahui harga Seksagesimal 332o 28’ 09” ?
2. Konversi ke harga Seksagesimal jika diketahui harga Sentisimal 369G,41019 ?
3. Konversi ke Radial jika diketahui harga Sentisimal 78G,4921 ?
4. Konversi ke Radial jika diketahui harga Seksagesimal 67o 19’ 48” ?
5. Jika diketahui jarak sesungguhnya antara 2 titik di lapangan 115.5 m dan skala yang digunakan 1 : 25.000, maka tentukan jarak tersebut di kertas ?
1 : 50.000
1 : 100.000
2) Cara Grafis
Contoh: Skala Bar
Untuk kepentingan pemetaan biasanya skala dinyatakan dua cara tersebut sekaligus pada tiap lembar peta. Dan untuk kepentingan teknis digunakan skala besar seperti berikut:
Contoh Soal:
1. Konversi ke harga Sentisimal jika diketahui harga Seksagesimal 332o 28’ 09” ?
2. Konversi ke harga Seksagesimal jika diketahui harga Sentisimal 369G,41019 ?
3. Konversi ke Radial jika diketahui harga Sentisimal 78G,4921 ?
4. Konversi ke Radial jika diketahui harga Seksagesimal 67o 19’ 48” ?
5. Jika diketahui jarak sesungguhnya antara 2 titik di lapangan 115.5 m dan skala yang digunakan 1 : 25.000, maka tentukan jarak tersebut di kertas ?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar